Posts Subscribe comment Comments

0 komentar

Usaha Biro Perjalanan

Pada musim liburan sekolah dan akhir tahun banyak pihak ingin melakukan perjalanan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Bagi mereka yang sudah bosan di dalam negeri ingin pergi ke luar negeri untuk mendapatkan pengalaman. Tetapi, perjalanan ke luar negeri dapat juga digunakan pada pengusaha untuk melihat inovasi dalam rangka mengembangkan bisnisnya.

Pendapatan penduduk yang semakin meningkat dan semakin bervariasinya kehidupan perkotaan maka banyak pihak melakukan perjalanan minimum sekali dalam setahun. Untuk melakukan perjalanan tersebut banyak pihak menggunakan biro perjalanan, seperti Panorama, Smalling Tour, Dwitour, dan sebagainya.
Banyak pihak ingin mengetahui usaha biro perjalanan dan tiket sehingga tulisan ini akan membahas usaha tersebut.
Usaha biro perjalanan dan tiket merupakan usaha jasa yang melayani masyarakat dalam rangka menghibur untuk melakukan perjalanan ke berbagai tempat yang mempunyai sejarah dan bagus dipandang. Usaha ini melayani masyarakat untuk mendapatkan tiket pesawat, pengurusan visa ke luar negeri, dan penyewaan bus untuk perjalanan ke tempat pariwisata.
Mereka yang merasa sangat banyak bekerja sering mengambil cuti kerja untuk melakukan perjalanan dalam rangka mendapat inspirasi baru supaya mendapat angin segar dalam bekerja. Jenis produk yang dilayani antara lain penjualan tiket, melayani tamu yang berwisata ke berbagai tempat dengan order dari luar negeri atau dirancang sendiri, membuat perjalanan pariwisata di daerah Indonesia dan luar negeri, dan juga pengurusan visa ke kedutaan asing di Indonesia.Dalam menjalankan usaha lini investor harus mempunyai satu ruangan untuk tempat usaha. Tempat usaha ini bisa dalam bentuk rumah, ruko, maupun tempat perkantoran, tetapi biasa-nya banyak pihak pengusaha menggunakan ruko dan rumah yang daerahnya strategis. Bila usaha sudah besar, maka kantor pusatnya ditempatkan pada gedung perkantoran, dan bisnisnya masih tetap banyak di kompleks pertokoan.
Bila usaha ini dimulai dengan rumah kecil di pinggir jalan yang strategis, maka sewa yang harus dibayar Rp 5 juta – Rp 20 juta per tahun. Tetapi, usaha yang sudah besar mulai menggunakan ruko dengan biaya sewa Rp 20 juta – Rp 75 juta per tahun.
Untuk usaha kecil yang hanya menjual tiket, banyak sekali hanya menggunakan tempat usaha sederhana dengan biaya terkecil tersebut. Tetapi, bila sudah usaha besar dengan mempunyai pelanggan dan luar negeri, maka tempatnya sudah di ruko besar dan gedung perkantoran. Biaya listrik dan air setiap bulan sesuai pemakaian, dan biasanya pengeluarannya Rp 500.000 – Rp 15 juta, tergantung skala usaha. Dalam melakukan usaha ini penggunaan faksimili sangat banyak,tetapi dengan adanya internet pengeluaran ini dapat ditekan, dan diharapkan pengusaha selalu menggunakan internet.
Bila ingin mendapat order dari luar negeri untuk para turis yang datang ke Indonesia, maka usaha ini harus mempunyai jaringan di luar negeri. Usaha ini juga harus mempunyai bus yang kecil dan bus yang besar. Investasi untuk membeli bus merupakan keharusan. Dengan adanya bus kecil dan bus besar maka pengusaha sebaiknya membuat produk yang lebih banyak agar lebih bervariasi dan dapat memberi pendapatan lebih besar, serta bus tersebut tidak mubazir.
Jaringan pariwisata internasional sangat diperlukan dalam menjalankan usaha ini. Investor dapat membeli bus kecil dimulai dengan Kijang, Kuda atau minibus L-300 dan bus besar, dengan biaya investasinya mulai dari harga Kijang sebe-sar Rp 160 juta sampai dengan Rp 1 miliar untuk bus.
Dalam menjalankan usaha ini, sumber daya manusia merupakan unsur terpenting, karena tanpa sumber daya manusia tersebut tidak mungkin usaha ini berjalan. Staf yang dimiliki sebaiknya telah belajar pariwisata atau dikenal dengan hospitality. Pengusaha dapat membuat iklan di koran atau langsung ke sekolah pariwisata agar mendapat staf yang handal.
Untuk perencanaan produk perjalanan di dalam negeri dan luar negeri sangat memerlukan staf yang mempunyai pengalaman dan studi dalam pariwisata. Staf yang dibutuhkan yaitu satu orang mengurusi visa keluar negeri dengan gaji minimum Rp 550.000 dan uang makan Rp 10.000 per hari kerja. Staf akunting merangkap sebagai kasir pada awalnya dibutuhkan satu orang dengan gaji minimum Rp 750.000 dengan uang makan Rp 15.000 per hari kerja.
Pengusaha juga harus mempersiapkan minimum dua orang pemandu wisata yang masing-masing gajinya minimum Rp 1 juta per bulannya ditambah uang makan Rp 20.000 per hari kerja. Para pemandu ini juga bisa digunakan sebagai perancang produk perjalanan yang ditawarkan kepada konsumen. Perusahaan juga harus memberi uang perjalanan ke luar kota bila pemandu tersebut membawa pariwisatawan dengan menggunakan bus, walaupun para pemandu ini selalu mendapat uang tips dari para wisatawan. Besar uang perjalanan ini tergantung masing-masing usaha perjalanan, dan transparan pengeluarannya.
Satu staf harus disiapkan untuk mengurusi tiket perjalanan para wisatawan, dan bila usaha semakin besar maka jumlah pengatur tiket semakin banyak. Rata-rata gajinya sekitar Rp 1 juta ditambah uang makan sekitar Rp 15.000 per hari. Sopir bus dibayar Rp 750.000 per bulan ditambah uang makan Rp 10.000 per hari, dan juga ada tambahan bila melakukan perjalanan ke luar kota. Bila pengusaha menggunakan staf yang sudah berpengalaman maka pembayaran gaji bisa lebih tinggi, dan pengusaha harus melakukan negosiasi.


Bookmark and Share

READ MORE - Usaha Biro Perjalanan

0 komentar

APA PERLU BELI DOLAR?

Seminar yang saya adakan belum lama ini sungguh mengesankan. Semua kursi terisi penuh. Peserta yang datang sangat responsif dan proses interaktif berjalan sangat intens. Yang menarik, walaupun topik seminarnya berkisar tentang bagaimana mempersiapkan kesejahteraan finansial untuk anak, tapi ada peserta bertanya, "Perlu enggak sih kalau kita membeli dolar?"
Pertanyaan ini sebetulnya mencerminkan kebiasaan orang kita yang selalu dilakukan dari dulu sampai sekarang, yaitu membeli mata uang asing. Memang, kalau selama ini kita mengenal rupiah sebagai mata uang utama untuk menabung. Tapi tetap saja orang menoleh ke mata uang asing sebagai alternatif untuk bisa dibeli dan ditabung. Dan dolar, adalah salah satu mata uang yang paling sering dijadikan pilihan. Dalam hal ini, tentu saja dolar Amerika.
Menariknya, alasan orang membeli dolar bermacam-macam. Salah satunya, katanya, nilai uang kita turun terus. Sehingga kalau bisa, kita jangan terus pegang rupiah. Benarkah alasan ini? Tunggu dulu Bapak-Ibu. Yang dimaksud nilai uang kita turun terus mungkin adalah harga barang dan jasa di Indonesia terus mengalami kenaikan. Contohnya, kalau dulu harga barang Rp 10 ribu, sekarang mungkin Rp 12 ribu, dan tahun jadi Rp 15 ribu.
Dari segi kenaikan harga barang memang betul. Tapi, kan, nilai dolar belum tentu juga naik terus? Kalau dulu harga dolar pernah Rp 2.500, lalu naik jadi Rp 5.000, 7.000, 9.000, bahkan pernah sampai Rp 15.000, itu kan karena ada krisis? Belum tentu krisis akan ada lagi. Sekarang, harga dolar malah turun lagi jadi sekitar Rp 9.000. Jadi, jangan beli dolar hanya karena takut harga barang di Indonesia naik terus. Tapi, belilah dolar untuk berjaga-jaga kalau ada apa-apa.
Masih bingung? Begini, kalau Anda perhatikan, harga dolar di Indonesia menganut sistem mengambang bebas. Artinya, harga dolar betul-betul "diserahkan" kepada tawar-menawar di pasar. Kalau yang mau beli dolar lebih banyak, biasanya harganya akan naik. Tapi kalau yang mau beli dolar lebih sedikit daripada yang ingin menjualnya, bisa-bisa harga dolar turun.
Biasanya, keinginan membeli dolar akan lebih banyak muncul, salah satunya, kalau suhu politik mulai memanas. Contohnya, sebentar lagi mau Pemilu. Biasanya, setiap kali menjelang pemilu, suhu politik kita akan naik. Nah, di sinilah orang mulai banyak membeli dolar karena alasan keamanan. Artinya, mereka merasa bahwa keadaan di Indonesia mulai enggak aman. Lalu, mulailah mereka memborong dolar. Akibatnya, harga dolar naik.
Sebaliknya, kalau keadaan negara stabil, adem-ayem, tentram, dan damai, biasanya harga dolar juga akan stabil. Malah cenderung turun. Maklum, keadaan yang tenang membuat orang percaya dengan rupiah, sehingga lebih sedikit orang yang beli dolar. Jadilah harga dolar turun.
Sekarang apakah Anda sebaiknya membeli dolar? Kalau untuk jaga-jaga, silakan saja. Karena situasi negara kita saat ini pun belum bisa dibilang sudah betul-betul aman dan stabil. Ledakan bom di Bali kemarin, misalnya. Yang perlu diingat, jangan masukkan semua uang Anda dalam dolar. Setengahnya saja sudah cukup.
Nah, kalau Anda mau beli dolar, di bawah ini ada sejumlah hal yang harus Anda perhatikan agar Anda tidak malah tergelincir.
1. Belilah dolar di pedagang yang resmi
Salah satu hal yang paling ditakutkan orang ketika membeli dolar adalah mendapatkan uang dolar palsu. Nah, salah satu cara menghindari kemungkinan tersebut adalah dengan membelinya ke penjual resmi, seperti bank atau money changer.
Memang, bank atau money changer sekalipun bisa saja menjual dolar palsu kepada Anda. Tapi tentu mereka punya kepentingan supaya Anda mau selalu balik ke tempat mereka dan jadi pelanggan. Artinya, mereka juga menjaga reputasi. Kalau sampai satu pelanggan kecewa lalu nama mereka masuk ke dalam Surat Pembaca di koran? Wah, bisa jadi iklan buruk buat mereka.
Sekarang, bandingkan dengan penjual dolar perorangan dan tidak resmi yang umumnya tidak punya reputasi yang sudah dibangun sehingga biasanya juga tidak memiliki kepentingan untuk menjaga reputasinya.
2. Jangan pernah lama-lama memegang uang dolar kertas
Kenapa demikian? Karena perubahan fisik sedikit saja pada uang dolar Anda bisa membuatnya dihargai lebih rendah dari yang seharusnya. Pernah suatu hari saya dan istri saya mendapatkan dolar Amerika kertas dari seorang teman. Jumlahnya 200 dolar. Kami mendapatkannya dalam empat lembaran 50 dolar. Kursnya waktu itu sekitar Rp 9.100 per dolarnya. Ketika hendak menjual ke money changer, ada selembar yang fisiknya agak kuning. Langsung saja staf di sana mengatakan dia tidak mau membeli dolar saya seharga Rp 9.100, melainkan harus dipotong Rp 50.Ini berarti, untuk satu lembar 50 dolar itu, saya rugi Rp 50 per dolarnya. Saya pikir, untunglah cuma selembar saja yang bentuk fisiknya kuning. Kalau semuanya, wah... Jadi, sekali lagi, jangan terlalu lama menahan uang kertas dolar. Lebih baik selekasnya Anda simpan di safe deposit box, atau setorkan saja ke bank.
Memang saat kita setor terkadang biaya selisih kursnya merugikan Anda. Tapi saya pikir, kerugian karena selisih kurs masih lebih mendinglah daripada kerugian akibat peribahan fisik dolar. Lama-lama, bisa-bisa uang dolar Anda malah tidak dihargai sama sekali kalau bentuk fisiknya betul-betul rusak. Kalau disetor ke bank, uang dolar Anda akan tercatat di sistem akuntansi mereka, bukan dalam bentuk fisik. Selain itu, juga dapat bunga. Lumayan, kan?
3. Ketahui arti istilah Kurs Beli dan Kurs Jual
Banyak dari kita yang masih salah mengartikan (atau sering tertukar pada arti) kurs beli dan kurs jual pada tempat jual beli dolar. Oke, andaikan saja Anda datang ke bank. Kemudian di situ terdapat tulisan kurs beli sebesar Rp 9.000 dan kurs jual Rp 9100. Pertanyaannya sekarang, kalau Anda ingin membeli dolar, pada harga berapa Anda akan membeli dolar tersebut?
Jawabannya adalah pada kurs jual. Artinya, kurs jual adalah kurs di mana bank bersedia menjual dolarnya. Sebaliknya, kurs beli adalah kurs di mana bank bersedia membeli dolar yang Anda punya. Anda harus selalu melihat dan mengartikan besarnya kurs dari sisi mereka, bukan dari sisi Anda. Bukan sebaliknya.
Nah, selamat membeli dolar.


Bookmark and Share

READ MORE - APA PERLU BELI DOLAR?

0 komentar

Usaha dengan Modal Kecil, Mungkinkah?

Memiliki sebuah usaha atau bisnis sendiri rasanya adalah imipian banyak orang saat ini. Namun, betulkah untuk memiliki sebuah usaha diperlukan modal yang besar? Pasti banyak yang akan menjawab, tergantung jenis usahanya. Lalu seberapa besarkah modal yang dianggap besar tersebut? Ini pun merupakan sebuah pertanyaan yang jawabannya bisa beragam.
Salah seorang anggota Milis Dunia Wirausaha melemparkan sebuah pertanyaan ke forum beberapa waktu yang lalu. Pertanyaannya adalah "Usaha apa yg bisa dimulai dengan modal lima juta rupiah?" Ternyata pertanyaan ini ditanggapi oleh beberapa anggota milis dengan sikap yang berbeda. Ada yang menyarankan M.LM. Jenis usaha yang punya tantangan tersendiri terutama dalam memilah-milah mana M.LM yang "benar" dan mana yang sekedar money game dengan iming-iming tawaran income yang cepat dan besar. Beberapa orang menyarankan usaha franchise skala kecil seperti yang saat ini ditawarkan oleh sebuah merek bahan makanan terkenal, Bogasari. Saat ini Bogasari telah menawarkan berbagai jenis waralaba seperti kios jualan hambuger, mie, dll. Modalnya bervariasi tentunya, mulai dari delapan setengah juta keatas, dengan berbagai kemudahan kredit. Fresh Corn dan Burger Edam pun sempat menjadi usulan jenis usaha -- yang memerlukan pemikiran tempat yang strategis agar prospeknya bagus.Ada pula yang menyarankan berjualan kue-kue basah ke kantor-kantor karena biasanya para pekerja kantoran ini tidak sempat sarapan di rumah. Syaratnya, jualannya harus pagi hari dan pilih kantor yang ada di ruko atau gedung-gedung kecil, karena biasanya administrasi akan lebih sulit untuk dapat berjualan di gedung-gedung perkantoran yang besar. Selain menjual makanan sarapan pagi, berjualan (atau menerima pesanan) makanan kecil menjelang akhir pekan ternyata menjadi salah satu masukan berharga lainnya. Misalnya mpek-mpek, brownies, makaroni panggang -- cocok sebagai pelengkap akhir pekan para pekerja kantoran atau ibu-ibu kantoran yang tidak sempat memasak. Disarankan untuk memberikan penawaran harga dan sample terlebih dulu, hari Rabu diharapkan pesanan sudah mulai masuk dan pada hari Jum'at makanan yang dipesan pun tinggal diantar. Diantara reaksi positif ternyata ada pula yang cenderung negatif dengan mengatakan bahwa dengan modal tersebut, kita tidak bisa terlalu berharap banyak. Betulkah? Ternyata banyak yang tidak sependapat. Kesimpulan dari beberapa masukan anggota Milis Dunia Wirausaha menyebutkan bahwa modal utama dalam membuka usaha adalah kemauan dan kerja keras. Justru, jangan berharap terlalu banyak dari usaha tersebut tanpa kedua hal ini. Namun adakah usaha yang betul-betul tidak memerlukan modal? Rasanya memang tanpa modal (uang) tidak mungkin bisa memulai usaha. Tetapi ada lagi sebuah masukan yang muncul saat diskusi ini berlangsung, tentang pendapat (atau ajaran) seseorang bahwa teori ini tidak berlaku bagi orang-orang yang 'nekat.Beberapa tips diberikan untuk bisa memulai usaha dengan modal relatif kecil, antara lain: -Tabunglah keuntungan yang kecil itu untuk menambah modal, agar usaha sedikit demi sedikit menjadi lebih besar. Setelah usahanya nampak propektif, pasti akan dilirik oleh investor ataupun perbankan untuk menawarkan pinjaman modal. -Membuat proposal tentang rencana usaha yang akan digeluti, sebagai alat yang bisa dipakai untuk meyakinkan orang lain yang mempunyai modal. Mungkin teman, pelanggan atau yang lain sebagai sumber permodalan yang bukan dari lembaga keuangan. -Hal ini penting, karena tidak semua permodalan dapat diperoleh dari perbankan bila kita akan memulai usaha. Ada juga orang yang memulai usahanya dengan modal dari orang lain, bisa dengan pola bagi hasil atau kerja sama dalam bentuk lain. -Dengan kreatifitas, yang belum tentu orang lain bisa melakukannya. Selamat mencoba dan jangan mudah berputus asa!


Bookmark and Share

READ MORE - Usaha dengan Modal Kecil, Mungkinkah?