Posts Subscribe comment Comments

Manisnya Laba Jagung Manis

Usaha jualan jagung manis kelas gerobak amat menguntungkan. Modal awalnya hanya Rp 8 juta. Keuntungannya lebih dari 20% dan bisa balik modal dalam beberapa bulan.

Syahdan, Ema Holiza tengah berjalan-jalan di kawasan Pondok Indah Mal (PIM), Jakarta. Tanpa sengaja, matanya tertumbuk pada sebuah gerai kudapan jagung manis berlabel Daily Fresh yang tengah dikerubungi puluhan pembelinya. "Saya heran, kok gerobak itu ramai sekali," kenang Ema. Penasaran, Ema pun berburu informasi cara membuka gerai jagung manis tersebut. Kebetulan, sudah cukup lama dia berniat membuka usaha sendiri.

Ema pun menghubungi PT Daily Fresh Indonesia, perusahaan yang menawarkan kerja sama penjualan jagung manis. Dia mengaku tertarik dengan skema kerja sama yang ditawarkan Daily Fresh. Berbeda dari tawaran waralaba yang biasanya memerlukan modal puluhan sampai ratusan juta rupiah, modal untuk membuka gerai Daily Fresh hanya Rp 8 juta. Sudah begitu, tidak ada biaya tetek-bengek seperti royalty fee dan franchise fee atau biaya bagi keuntungan. "Skema ini cocok untuk pengusaha pemula seperti saya yang tidak kuat pada risiko yang tinggi," ujar Ema.

Oktober 2003 lalu, Ema pun resmi membuka gerai jagung manisnya yang pertama di Rumah Sakit Siloam Gleneagles. Begitu buka, gerai kudapan jagung manisnya langsung diserbu pembeli. Per hari ia bisa menjual sekitar 150 cups (gelas plastik yang digunakan sebagai kemasan untuk menjual jagung manis).

Sukses di Siloam, Ema pun mengembangkan sayap bisnis jagung manisnya ke berbagai lokasi lain.

Kini, Ema sudah memiliki empat gerai Daily Fresh, yakni di RS Siloam, RS Husada, Mal Pluit, dan Mal Kartini (Lampung). Setiap gerai miliknya mampu menjual minimal 100 cups jagung manis per hari. Dengan harga jual Rp 6.000 per cup, dari keempat gerai jagung manisnya, paling tidak Ema mengantongi omzet sekitar Rp 2,4 juta per hari atau Rp 72 juta per bulan (dari 4 gerai).

Tidak menggunakan skema waralaba

Manisnya usaha gerai jagung manis juga dibuktikan Agus Santosa, pemilik gerai Daily Fresh di Yogyakarta dan Solo. "Kini saya sudah punya tujuh gerai, enam di Yogyakarta dan satu di Solo," ujar Agus bangga. Ketujuh gerainya kini bisa menjual minimal 1.000 kg jagung manis per bulan. Jika 1 kg jagung manis bisa dijual dalam 10 cups, tiap bulan Agus menjual 10.000 cups jagung manis. Dengan harga Rp 6.000 per cup, omzet Agus mencapai Rp 60 juta per bulan.

Bila Anda juga ingin mencoba peruntungan di bisnis jagung manis ini, caranya tidak sulit. Anda tinggal menghubungi perusahaan-perusahaan yang menawarkan kerja sama penjualan jagung manis tersebut. Saat ini setidaknya ada dua perusahaan yang menawarkan kerja sama semacam itu, yakni: Daily Fresh Indonesia dengan merek Daily Fresh dan PT Anvic Multi Bisnis yang mengusung label Fresh Corn.

Daily Fresh dan Anvic sama-sama menawarkan pola kerja sama sederhana yang skemanya kurang lebih sama. "Pola kerja samanya seperti proses dagang atau jual-beli jagung manis biasa," ujar Andy Christoper, Direktur Anvic Multi Bisnis. Dalam kerja sama itu, Daily Fresh dan Anvic menjadi pemasok jagung manis. Mereka menjual jagung manisnya dengan harga antara Rp 18.000 hingga Rp 27.000 sekilogram. Sementara itu, Anda menjadi agen yang menjual jagung tersebut kepada konsumen dalam bentuk jagung manis matang. "Jadi, ini bukan waralaba," tandas David Basuki, Managing Director Daily Fresh Indonesia.

Karena bukan waralaba (franchise), Daily Fresh dan Anvic tidak memungut franchise fee dan royalty fee. Namun, mereka menetapkan berbagai ketentuan yang harus dipatuhi para agennya.

Ketentuan pertama, menyangkut bahan baku jagung manis. Para agen dilarang membeli jagung manis dari perusahaan lain; selain dari kedua perusahaan itu. "Agen juga tidak boleh mencampur jagung manis kami dengan jenis jagung lain. Kalau ketahuan bisa kami cabut izinnya," ujar David. Dia berkata, bibit jagungnya yang ditanam di daerah Sukabumi dan Cianjur itu khusus didatangkan dari Amerika. "Tingkat kemanisannya sudah kami ukur," tambahnya.

Harus pandai memilih tempat

Ketentuan lain, Daily Fresh dan Anvic menerapkan standar dalam pengolahan dan penyajian si jagung. Untuk itu, kedua perusahaan ini menyediakan paket investasi seharga Rp 8 juta. Dengan duit segitu, agen sudah memperoleh seluruh perlengkapan untuk berjualan jagung manis. Mulai dari gerobak, banner (logo), pendingin (freezer), pengukus (steamer), dan seragam untuk penjaga gerai tersebut. "Pelatihan pengolahan jagung juga sudah termasuk dalam paket ini," terang Andy.

Sebagai agen, Anda juga tidak bisa menjual jagung manis itu dengan harga yang asal-asalan. "Jagung manis biasa harganya Rp 6.000 per cup, sedangkan yang pakai keju harganya Rp 6.500 per cup," ujar Agus. Oh, ya, si agen juga harus membeli cup yang menjadi wadah jajanan jagung manis itu dari Daily Fresh atau Anvic. Harganya sekitar Rp 500 per cup.

Soal lokasi usaha, Anda memang bisa menentukan sendiri, sebab Daily Fresh maupun Anvic tidak mematoknya. Meski begitu, bila ingin sukses, Anda harus pintar memilih lokasi. Jangan hanya terpaku pada mal, trade center atau pusat perbelanjaan. Langkah Ema, yang membuka pasar-pasar baru di rumah sakit, bisa menjadi contoh. Selain itu, "Anda juga harus tahu bahwa makanan jagung manis ini bukan makanan yang mengenyangkan. Jadi, tidak cocok berada di food court," ujar Ema berbagi strategi. Menurut Ema, karena merupakan camilan, jagung manis ini lebih cocok dijajakan di tempat lalu-lalang orang seperti dekat pintu masuk atau eskalator.

Untuk ruang usaha, Anda memang harus mengeluarkan uang sewa di luar investasi yang Rp 8 juta. Umumnya, ongkos sewa ruangnya tidak mahal, sebab ruang yang Anda butuhkan untuk menaruh gerobak dagangan cukup sekitar dua meter persegi saja. Bila tak mau atau tak mampu membayar uang sewa, Anda bisa mengajukan pola bagi hasil dengan pemilik tempat.

Biaya lain yang harus Anda keluarkan adalah biaya bahan tambahan seperti garam, susu, dan keju yang diperlukan dalam mengolah jagung manis. Selain itu, bila Anda tak bisa mengurus sendiri gerai jagung tersebut, Anda tinggal mempekerjakan orang lain.

Nah, bila semua sudah beres, Anda tinggal memulai usaha dan memetik keuntungan. Bila lokasi Anda bagus dan semua berjalan lancar, Anda bisa mengekor sukses Ema yang dalam tempo 1-3 bulan sudah balik modal (untuk gerai di RS Husada dan RS Gleneagles). Hmm...manis jagungnya, manis pula labanya.